SISTEM
LOKOMOTORIUS
I
TUJUAN
PERCOBAAN
- Menyebutkan
komponen matriks tulang beserta karakteristik dan fungsinya
- Menyebutkan
karakteristik otot skelet
- Menyebutkan
faktor faktor yang dapat mempengaruhi kerja otot skelet
- Menjelaskan
mekanisme kontraksi otot skelet
II
TEORI
Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk
sejak bayi
dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang
teratur.
Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang
30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang
merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat
di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam
tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka dari hewan tertulang belakang dan tidak hanya pada kerangka manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya daging, diunakan pula sebagai bahan dasar hidangan. Hidangan yang memanfaatkan tulang sebagai bahannya, misalnya saja sup tulang dan ayam tulanglunak.
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan).Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
Secara umum istilah tulang digunakan merujuk pada kerangka dari hewan tertulang belakang dan tidak hanya pada kerangka manusia. Bagian tubuh ini, sebagaimana halnya daging, diunakan pula sebagai bahan dasar hidangan. Hidangan yang memanfaatkan tulang sebagai bahannya, misalnya saja sup tulang dan ayam tulanglunak.
STRUKTURTULANG
Pada
umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material
yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikutini:
a.Periosteum.
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b.TulangKompak(CompactBone).
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone).
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow).
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah.
SUSUNAN MAKROSKOPIS DAN HISTOLOGI TULANG
a.Periosteum.
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b.TulangKompak(CompactBone).
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone).
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow).
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah.
SUSUNAN MAKROSKOPIS DAN HISTOLOGI TULANG
Secara
makroskopis tulang disusun menurut 2 cara:
1.
Tulang Spongiosa atau tulang seperti spons (L. cancello = membuat kisi-kisi)
Tulang ini terdiri atas batang yang halus atau selubung yang halus yaitu trabekula (L. singkatan dari trabs = sebuah balok) yang bercabang dan saling memotong ke berbagai arah untuk membentuk jala-jala seperti spons dari spikula tulang, yang rongga-rongganya diisi oleh sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Tulang ini terdiri atas batang yang halus atau selubung yang halus yaitu trabekula (L. singkatan dari trabs = sebuah balok) yang bercabang dan saling memotong ke berbagai arah untuk membentuk jala-jala seperti spons dari spikula tulang, yang rongga-rongganya diisi oleh sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa). Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
2. Tulang
Kompakta
Tulang yang membentuk masa yang padat tanpa terlihat ruangan. Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
Tulang yang membentuk masa yang padat tanpa terlihat ruangan. Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
LOKASI DAN FUNGSI 4 MACAM SEL-SEL TULANG
a. Osteoblas (dari Bahasa Yunani yang merujuk kepada "tulang" dan "janin" atau embrio) . Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom. Osteoblast yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
b. Osteosit, merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
c. Osteoklas, merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
d. Sel osteoprogenitor, merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang. Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain : Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
a. Osteoblas (dari Bahasa Yunani yang merujuk kepada "tulang" dan "janin" atau embrio) . Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein.
Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom. Osteoblast yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.
b. Osteosit, merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
c. Osteoklas, merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
d. Sel osteoprogenitor, merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang. Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain : Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
JENIS-JENIS OTOT
a.
Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Padaototlurik, fibril fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusunberselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangkai memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Uratotot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot taksadar atau otot alat dalam (ototviseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing sel memiliki satu inti yang letaknya ditengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnyapada :
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Padaototlurik, fibril fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusunberselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangkai memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Uratotot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot taksadar atau otot alat dalam (ototviseral). Otot polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing-masing sel memiliki satu inti yang letaknya ditengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh, misalnyapada :
·
Dindingsaluranpencernaan
·
Saluran-saluranpernapasan
·
Pembuluhdarah
· Salurankencingdankelamin
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letakintisel di tengah. Dengan demikian, ototjantungdisebutjugaototlurik yang bekerjatidakmenurutkehendak.
Pada setiap kerja otot akan terjadi kenaikan tekanan darah, baik itu kerja isotonik ataupun kerja isometrik. Kenaikan tekanan darah sewaktu kerja isometrik lebih tinggi daripada sewaktu kerja isotonik. Yang dimaksud dengan kerja isotonik atau kerja dinamis adalah kerja dimana terjadi pemendekan otot yang sedang berkontraksi. Sedangkan pada kerja isometrik atau statis tidak terjadi pemendekan otot. Gerak otot-otot tubuh kita dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang bersifat murni isotonik atau isometrik. Pergerakan tubuh biasanya merupakan gabungan dari keduanya. Tergantung kerja yang dilakukan maka dapat lebih bersifat isotonik atau isometrik. Olahraga lari dan renang mempunyai lebih banyak komponen isotonik, sedangkan angkat besi dan push-up lebih banyak komponen isometrik. Penyelidikan mengenai respons kardiovaskuler sewaktu kerja dinamis telah banyak dilakukan, tetapi penyelidikan mengenai respons tersebut sewaktu kerja statis belum cukup banyak. Dalam kehidupan kita sehari-hari kadang-kadang kita melakukan berbagai kerja isometrik yang bervariasi beratnya seperti mengangkat atau membawa barang yang berat, mendorong perabotan rumah tangga atau membuka pintu atau jendela yang sulit dibuka. Semuanya itu kita lakukan tanpa menyadari bahwa kerja itu dapat merupakan beban yang berat bagi jantung dan pembuluh darah terutama pada orang tua atau mereka yang berpenyakit jantung. Di negara-negara yang mengalami musim salju seringkali dilaporkan adanya orang yang meninggal dunia segera sesudah membersihkan jalan atau halaman dari salju dengan sekop. Mereka tidak mengira bahwa bila mereka menyekop salju basah dengan kecepatan 10 x semenit selama 1 menit, energi yang dibutuhkan sama dengan naik tangga sampai lantai ke tujuh selama 1 menit. Membawa koper seberat 20 kg selama 2 menit dapat menaikkan tekanan sistolik sampai 45 mmHg dan tekanan diastolik sampai 30 mmHg. Penggunaan alat-alat olah raga yang banyak memerlukan kerja isometrik seperti barbel dan dumbel juga mengandung resiko bagi mereka yang kesanggupan kardiovaskulernya terbatas. Apa lagi memang kegunaan alat-alat tersebut untuk meningkatkan efisiensi kardiovaskuler atau kemampuan aerobik serta kesegaran jasmani sangat terbatas. Kerja isotonik seperti berjalan atau berlari merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan sehari-hari. Orang dengan kemampuan kardiovaskuler yang terbatas dapat segera menghentikan kegiatan itu jika merasa lelah tanpa melampaui batas kesanggupannya.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut-serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom. Letakintisel di tengah. Dengan demikian, ototjantungdisebutjugaototlurik yang bekerjatidakmenurutkehendak.
Pada setiap kerja otot akan terjadi kenaikan tekanan darah, baik itu kerja isotonik ataupun kerja isometrik. Kenaikan tekanan darah sewaktu kerja isometrik lebih tinggi daripada sewaktu kerja isotonik. Yang dimaksud dengan kerja isotonik atau kerja dinamis adalah kerja dimana terjadi pemendekan otot yang sedang berkontraksi. Sedangkan pada kerja isometrik atau statis tidak terjadi pemendekan otot. Gerak otot-otot tubuh kita dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang bersifat murni isotonik atau isometrik. Pergerakan tubuh biasanya merupakan gabungan dari keduanya. Tergantung kerja yang dilakukan maka dapat lebih bersifat isotonik atau isometrik. Olahraga lari dan renang mempunyai lebih banyak komponen isotonik, sedangkan angkat besi dan push-up lebih banyak komponen isometrik. Penyelidikan mengenai respons kardiovaskuler sewaktu kerja dinamis telah banyak dilakukan, tetapi penyelidikan mengenai respons tersebut sewaktu kerja statis belum cukup banyak. Dalam kehidupan kita sehari-hari kadang-kadang kita melakukan berbagai kerja isometrik yang bervariasi beratnya seperti mengangkat atau membawa barang yang berat, mendorong perabotan rumah tangga atau membuka pintu atau jendela yang sulit dibuka. Semuanya itu kita lakukan tanpa menyadari bahwa kerja itu dapat merupakan beban yang berat bagi jantung dan pembuluh darah terutama pada orang tua atau mereka yang berpenyakit jantung. Di negara-negara yang mengalami musim salju seringkali dilaporkan adanya orang yang meninggal dunia segera sesudah membersihkan jalan atau halaman dari salju dengan sekop. Mereka tidak mengira bahwa bila mereka menyekop salju basah dengan kecepatan 10 x semenit selama 1 menit, energi yang dibutuhkan sama dengan naik tangga sampai lantai ke tujuh selama 1 menit. Membawa koper seberat 20 kg selama 2 menit dapat menaikkan tekanan sistolik sampai 45 mmHg dan tekanan diastolik sampai 30 mmHg. Penggunaan alat-alat olah raga yang banyak memerlukan kerja isometrik seperti barbel dan dumbel juga mengandung resiko bagi mereka yang kesanggupan kardiovaskulernya terbatas. Apa lagi memang kegunaan alat-alat tersebut untuk meningkatkan efisiensi kardiovaskuler atau kemampuan aerobik serta kesegaran jasmani sangat terbatas. Kerja isotonik seperti berjalan atau berlari merupakan kegiatan yang rutin dikerjakan sehari-hari. Orang dengan kemampuan kardiovaskuler yang terbatas dapat segera menghentikan kegiatan itu jika merasa lelah tanpa melampaui batas kesanggupannya.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon (dua ujung) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
III
ALAT DAN BAHAN
·
ALAT
Alat bedah, Gelas pial, Pipet tetes
Alat bedah, Gelas pial, Pipet tetes
·
BAHAN
Tulang paha ayam, Asam asetat 25%
Tulang paha ayam, Asam asetat 25%
IV.
PROSEDUR
SISTEM SKELET (Fisiologi tulang)
·
Tulang paha ayam dibersihkan
·
Siapkan 4 buah gelas kimia yang masing
masing berisi : larutan Nacl 0,9%, asam asetat 5%, 10%, dan 25%
·
Masukan tulang paha ayam kedalam larutan
larutan dalam gelas piala tersebut satu jenis larutan untuk satu tulang paha
ayam
·
Gelas kimia ditutup dengan plastik dan
disimpan dilemari asam
·
Perendamam tulang paha ayam dalam
larutan dilakukan selama 6 hari
·
Lakukan pengamatan apakah terjadi
perubahan pada tulang tulang tersebut
·
Bahaslah fenomena tersebut dengan teori
yang telah anda ketahui
V.
DATA PENGAMATAN
Pada
percobaan yang telah kami lakukan setelah diamati selama 6 hari ternyata tulang
paha ayam yang kami amati mengalami perubahan dari segi fisik menjadi lebih
lembek, kenyal, dan kropos. bau menjadi
lebih pekat, warna tulang paha ayam menjadi coklat ke hitam-hitaman. Perubahan
ini terjadi karena adanya kandungan asetat yang tinggi.
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, hal yang akan dilakukan adalah
pengamatan terhadap pengaruh asam asetat dan NaCl kepada tulang. Tulang
yang digunakan adalah tulang paha ayam yang sebelunnya sudah dibersihkan dari
daging. Tulang paha ayam ini kemudian akan direndam dalam larutan asam asetat
5%, 10%, 25%. Dan larutan NaCl 0.9% selama 24 jam. Hal yang terjadi adalah
tulang paha ayam menjadi lunak dan tidak segar lagi, hal ini terjadi karena
fungsi dari asam adalah untuk melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain,
sehingga yang tersisa adalah kolagen dan zat – zat organic lain. Dampaknya jika
semua mineralnya terlarut tulang menjadi lembek dan kenyal.
Perendaman selama satu hari tulang ayam akan menguap, karena senyawa kalsium pembentuk tulang ayam akan mengalami reaksi dengan asma asetat. Kalsium dalam tulang (umumnya kalsium hipofosfit dan kalsium karbonat) akan menjadi asam hipofosfit dan asma karbonat, dimana keduanyabukan senyawa pembentuk tulang. Jadi, tulang secara perlahan akan kehilangan zat-zat penyusunnya.
Perendaman selama satu hari tulang ayam akan menguap, karena senyawa kalsium pembentuk tulang ayam akan mengalami reaksi dengan asma asetat. Kalsium dalam tulang (umumnya kalsium hipofosfit dan kalsium karbonat) akan menjadi asam hipofosfit dan asma karbonat, dimana keduanyabukan senyawa pembentuk tulang. Jadi, tulang secara perlahan akan kehilangan zat-zat penyusunnya.
Sedangkan pada NaCl 0.9% tulang masih tetap segar dan
lebih kuat dibandingkan dengan tulang yang direndam dalam larutan asam asetat. Hal
ini terjadi karena NaCl tidak terlalu besar dalam menghilangkan kalsium seperti
halnya asam asetat , sehingga yang terlihat tulang masih tetap segar dan kuat,
karena waktu perendaman hanya 24 jam. Dan mungkin saja NaCl ini bisa merapuhkan
tulang, yang pastinya dalam waktu yang lama.
Ketika salah satu tangan dibentangkan, otot bisep dan trisep masih berelaksasi, saat beban mulai diletakan pada lengan bawah, otot bisep berkontraksi ditandai dengan terbentuknya volume otot yang besar dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi ditandai dengan otot – otot lengan bawah menegang dan otot bisep berelaksasi.
Ketika salah satu tangan dibentangkan, otot bisep dan trisep masih berelaksasi, saat beban mulai diletakan pada lengan bawah, otot bisep berkontraksi ditandai dengan terbentuknya volume otot yang besar dan otot trisep berelaksasi. Sedangkan untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi ditandai dengan otot – otot lengan bawah menegang dan otot bisep berelaksasi.
VII.
KESIMPULAN
1. Semakin besar
konsentrasi asam asetat semakin rapuh tulangnya.
2. Tulang berfungsi sebagai penyangga
dan pelindung organ tubuh serta sebagai tempat penyimpanan atau cadangan
kalsium dan mineral.
3. Asam asetat bersifat korosif yang
akan membuat tulang menjadi keropos
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, 1999, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis,
Jakarta, Gramedia.
Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology,
Scott Foresman and Company Gienview.
A. C. Guyton.1 996.
Buku Ajar HistologiK edoktern Edisi 7.J
akarta : EGC.
W. F. Ganong.1 995. Buku Ajar FisiologiK edokteran Edisi 14.J akarta :
EGC .